Kata Mutiara Gus Dur KH Aburrahman Wahid

by on Senin, 07 Maret 2016 at 3/07/2016
Kata Mutiara Gus Dur KH Aburrahman Wahid. Gus Dur merupakan cucu dari Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Beliau lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940 dan meninggal dunia pada hari Rabu, 30 Desember 2009. Semasa hidupnya beliau dikenal sebagai ulama yang memiliki pengetahuan luas dan pernah menjadi presiden Indonesia mulai tahun 1999 hingga 2001.

Gus Dur

Kata Mutiara Gus Dur KH Aburrahman Wahid

"Tidak penting apa pun agama atau sukumu... Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu..."

"Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati - matian"

"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum, bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur"

"Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab. Bukan untuk aku jadi ana, sampeyan jadi antum, sedulur jadi akhi. Kita pertahankan milik kita, kita harus filtrasi budayanya, tapi bukan ajarannya."

"Tuhan yang Maha Besar. Maha Agung dan Maha Berkuasa tidak perlu dibela,
Yang memerlukan pembelaan adalah manusia yang dianiayai dan ditindas.
Sekiranya akidah seseorang itu kukuh dan mantap tidak mudah terpedaya walau apa jua sekali pun.
Didiklah diri sendiri dan ahli keluarga untuk menghayati ajaran islam yang sebenarnya bukannnya menyekat pengaruh luar dan menyalahkan orang lain semata"

"Memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya.
Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya"

"Jika kita merasa Muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa"

"Peran agama sesungguhnya membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya merupakan bagian dari anggota umat manusia, dan bagian dari alam semesta"

"Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan"

"Orang yang masih terganggu dengan celaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran"

"Jika kamu membenci manusia karena dia tidak bisa membaca al Quran, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi al Quran.

Jika kamu memusuhi orang yang berbeda agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi agama.

Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, tapi moral.

Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua mahluk. Karena begitulah Allah"

"Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan, Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita BERHARGA"